Urgensi Melatih Kemandirian Sejak Usia Dini
13.26
Siapa sih
yang nggak mau punya anak mandiri? Bukan hanya sekedar mandi sendiri lho. Tapi
bisa makan sendiri, menyiapkan baju sendiri, membereskan peralatannya sendiri,
dan sebagainya. Apa bisa anak melakukan semua itu sendiri. Bisa lah....asalkan
dilatih sejak dini. Caranya bagaimana? Nih, boleh disimak ya.
Apa sih Kemandirian itu?
Definisi Kemandirian
Kemandirian
anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika
definisi mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan
untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas
perkembangan. Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini adalah
belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak
perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral. Apabila
seorang anak usia dini telah mampu melakukan tugas perkembangan, ia telah
memenuhi syarat kemandirian. Mendidik anak agar mandiri adalah tugas orang tua.
Sikap mandiri dapat ditanamkan kepada anak sejak dini.
Bagaimana Menanamkan Kemandirian Pada
Anak?
Ada beberapa
cara untuk menanamkam kemandirian pada anak, antara lain :
v Biarkan anak-anak melakukan pekerjaan
mereka sendiri, walaupun hasilnya kurang sempurna. orang tua kadang tidak sabar
dengan proses yang terjadi pada anak, sehingga memberikan bantuan yang
berlebihan. Misalnya, makan sendiri. Kadang kita suka tidak sabar dan kesal
bila melihat makanan yang tercecer ketika anak makan sendiri. Akhirnya kita
menyuapinya dengan alasan supaya makanannya tidak tercecer lagi. Saat itulah
kita malah mematikan insiatif anak untuk makan sendiri. Contoh lainnya adalah menyiapkan
keperluan mandi. Sebenarnya untuk anak usia TK sudah bisa diajari untuk
melakukan pekerjaan menyiapkan keperluan mandi. Apalagi ketika sudah SD, mereka
bukan saja menyiapkan keperluan mandi, namun keperluan sekolah sudah harus
mandiri. Baju seragam apa yang akan dipakai hari senin, buku pelajaran apa yang
harus dibawa, perlengkapan sekolah yang harus disiapkan, semua bisa dilakukan
sendiri oleh anak-anak. Makin dewasa usia mereka, semakin sedikit bantuan yang
harus diberikan orang tua. Memang hasilnya belum sempurna, mungkin anak salah
jadwal, mungkin anak salah seragam, dan lain sebagainya. Namun itu adalah
proses menuju kemandirian. Sekedar memakaikan sepatu, memasang tali sepatu,
mungkin mereka lama melakukannya, namun itu penting bagi penanaman jiwa
kemandirian mereka.
v Berikan pujian atas usaha mereka
Ketika anak-anak berhasil melakukan
pekerjaan sendiri, berilah pujian dan apresiasi positif atas usaha
mereka. Dengan apresiasi positif ini, mereka merasa dihargai dan mendorong
mereka untuk melakukan hal yang lebih baik. Pujian juga akan meningkatkan
kepercayaan diri anak-anak. Walaupun pekerjaan mereka lama dan tidak sempurna,
namun tetap berikan pujian atas apa yang telah mereka usahakan. Apresiasi
positif diberikan bukan karena kualitas hasil saja, tetapi juga karena
kesungguhan mereka berusaha.
v Berikan tanggung jawab kepada anak
Berilah anak-anak tanggung jawab
menyangkut keperluan mereka sendiri sesuai kemampuan usianya. Tentu saja hal
ini harus sudah disepakati terlebih dahulu dengan mereka. Misalnya tanggung
jawab membersihkan kamar tidur atau kamar mandi setiap hari, atau tanggung
jawab mencuci piring dan gelas setiap habis makan, walaupun di rumah ada
pembantu yang bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga.
Dengan bertambahnya usia mereka, bisa
diberikan tanggung jawab yang lebih banyak dan berat. Misalnya tanggung jawab
mencuci dan menyeterika baju. Bahkan pada usia tertentu, mereka sudah harus
mengambil tanggung jawab keluarga, bukan hanya hal yang menyangkut dirinya.
v Jangan cepat membantu kesulitan mereka
Orang tua hendaknya tidak langsung
memberikan mereka bantuan jika mereka mengalami kesulitan. Biarkan mereka
mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sendiri, kita wajib memberikan
dorongan dan semangat agar mereka tidak mudah menyerah. Jika mereka benar-benar
kesulitan , orang tua baru memberikan arahan bagaimana menyelesaikan kesulitan
itu. Saat mereka telah berada di puncak kesulitan, barulah orang tua memberikan
bantuan yang diperlukan. Misalnya ketika mengerjakan PR atau tugas dari
sekolah. Biarkan anak-anak mengerjakan sendiri sesuai kemampuan mereka. Jangan
dikerjakan oleh orang tua atau saudara. Jika ada kesulitan, biarkan mereka
berpikir dan mencoba lagi. Jika memang tidak bisa, berikan petunjuk atau
arahan. Jika tetap tidak bisa, berikan bantuan sebatas yang diperlukan. Orang
tua jangan mengambil alih hal-hal yang menjadi kewajiban anak untuk
menyelesaikannya.
v Disiplin dalam menerapkan pembelajaran
Orang tua harus lebih disiplin dalam
menerapkan pembiasaan dan pembelajaran pada anak. Jika orang tua bersikap
disiplin dalam menerapkan proses pembelajaran kemandirian, akan mempercepat
munculnya jiwa kemandirian pada anak. Namun jika orang tua tidak disiplin, tidak
sabar dan tidak telaten, akan memperlama munculnya jiwa kemandirian pada
anak-anak. Kedisiplinan orang tua akan menjadi kunci keberhasilan dalam
membentuk jiwa kemandirian pada anak. Dalam menjaga kedisiplinan ini, memang
memerlukan sikap “tega” untuk melihat anaknya dalam kesulitan. Kadang banyak
orang tua yang tidak tega, sehingga semua beban anak diambil alih oleh orang
tuanya. Jadilah mereka anak manja.
v Berikan motivasi untuk mandiri
Kata-kata, cerita,dan kegiatan positif
bisa memberikan motivasi pada anak-anak. Orang tua harus terus mendorong anak
untuk melakukan berbagai kegiatan positif untuk anak-anak. Berbagai kisah
motivatif bisa disampaikan kepada anak-anak, seperti kisah nyata keberhasilan
orang-orang sukses yang memulai dari titik nol. Mereka merintis usaha dengan
penuh kesungguhan dan akhirnya bisa mencapai kesuksesan.
v Ajak anak diskusi
Berikan pertanyaan dan ajak anak-anak
untuk berdiskusi tentang berbagai hal dalam kehidupan mereka. Misalnya saja,
ketika anak suka main game, maka ajak mereka berdiskusi tentang pengaruh game,
dan batasan-batasan yang diperlukan agar tidak membawa pengaruh negatif. Dengan
cara diajak diskusi, mereka akan mengerti tentang konsekuensi setiap pilihan
yang mereka ambil. Hal ini akan membuat anak-anak lebih dewasa dan bertanggung
jawab dalam setiap pilihan yang mereka ambil.
v Ajari anak kepedulian sosial
Ajari anak-anak untuk peka dan peduli
terhadap lingkungan sekitar. Dengan melatih kepekaan dan kepedulian sosial,
diharapkan anak-anak akan mengerti penderitaan hidup orang lain, banyaknya
orang yang memerlukan pertolongan dan seterusnya. Dengan demikian mereka akan
lebih bisa mensyukuri berbagai anugerah Allah yang diberikan berupa kesehatan,
kelengkapan anggota tubuh, kehidupan dalam keluarga yang utuh, kecukupan
ekonomi, dan seterusnya.
v Ajak anak merancang masa depan
Ajak anak-anak untuk merancang masa
depan mereka sendiri. Biarkan mereka memberikan gambaran atas cita-cita yang
ingin diraih. Berilah mereka keyakinan bahwa mereka pasti dapat mencapai cita-cita
tersebut selama mau bekerja keras dan rajin belajar maupun bekerja.
Membuat
anak menjadi sosok yang mandiri bukanlah sesuatu yang instan. Butuh proses
untuk mencapainya. Setiap anak juga berbeda pencapaiannya karena kemampuan
mereka juga berbeda. Maka hargailah proses itu. Yakinlah, sabar sekarang mudah
di masa mendatang.
Referensi : dari berbagai sumber
2 komentar
beruntung jika punya anak mandiri ya bun? salam kenal :D
BalasHapusIya Mb Susan....makasih ya sudah mampir, by the way sy jd malu, dikunjungi pakar blog...tp blognya msh berantakan...hehe
BalasHapus