Pilih Pasif atau Asertif ?
15.37"Mas, nanti liburan kita jangan ke pantai ya. Aku mau kita liburan ke Puncak saja".
"Ya".
"Nanti kita bisa sekalian mampir ke Factory Outlet, kan banyak disana. Pasti harganya murah-murah".
"Okey, baiklah".
atau
"Bro, mau ke depan kan? Sekalian nitip foto kopi ya?".
"Ya".
"nanti kalo ketemu sama Yanto, tolong suruh beliin makan siang sekalian ya".
"Ok".
Pernah mengalami hal seperti ini? Merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut tapi enggan menolak?
Setiap orang pasti punya
keinginan atau pendapat sendiri. Akan tetapi tidak banyak orang yang mampu
mengekspresikannya karena berbagai alasan. Biasanya karena takut atau merasa
tidak enak hati terhadap orang lain. Orang seperti ini terlihat sebagai orang
yang tidak punya pendirian, mudah dipengaruhi atau ikut saja apa kata orang
sehingga sering dimanfaatkan orang lain.
Definisi
Asertif
Sikap asertif bisa dikatakan
sebagai kemampuan mengutarakan pikiran dan pendapat, baik positif maupun
negatif tanpa merugikan orang lain maupun diri sendiri. Sikap asertif berada
diantara sikap agresif dan pasif. Sikap agresif dideskripsikan sebagai
keberanian mengungkapkan pendapat tanpa memikirkan kepentingan orang lain, yang
penting dirinya puas. Sedangkan sikap pasif merupakan sikap serba tidak enak
hati dan cari aman saja. Ketidakmampuan seseorang dalam mengutarakan
pendapatnya berpotensi buruk menjadi bom waktu yang setiap saat bisa meledak
karena lama memendam rasa sakit hati, karena selalu berada di bawah tekanan. Mental
seseorang menjadi tidak sehat akibat sering merasa terancam, terintimidasi,
tidak merasa aman, tidak puas hidupnya karena orang lain. Hal ini juga dapat
mengarah kepada penyakit fisik seperti vertigo dan jantung berdebar.
Walau asertif merupakan sikap
positif dan ideal dalam menjalani hidup, tidak semua orang dapat melakukannya. Semua
ini bisa berawal dari pola asuh dalam keluarga. Bila sejak usia dini seseorang
mendapatkan pola asuh dari orangtua yang otoriter, dominan, gemar memotong
kalimat dan pembicaraan anak, dapat dipastikan si anak akan berpotensi tumbuh
menjadi seseorang yang penakut. Kecenderungan menjadi seorang penakut semakin
kuat manakala ia berada dalam lingkungan dan budaya yang membuatnya tidak bisa
mengekspresikan pendapatnya.
Bagaimana
Mengasah Sikap Asertif?
Asertifitas sebagai sebuah sikap
positif, dapat diasah hingga menjadi bagian dari diri kita. Berikut ini beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengasah sikap asertif, antara lain :
·
Identifikasi
Kenali diri sendiri, apakah nyaman dengan
kondisi tidak asertif. Beberapa orang ada yang nyaman-nyaman saja dengan sikap
pasifnya karena merasa butuh figur yang dominan untuk mengarahkan hidupnya.
Namun, apabila seseorang merasa tidak nnyaman atau tersiksa dengan
kepasifannya, hendaknya ia menemukan solusi untuk mengkomunikasikan apa yang
ada di pikirannya.
·
Kelola Emosi
Untuk bisa berkomunikasi dengan baik, emosi
perlu dikelola agar stabil. Dalam berbagai situasi, hendaknya jangan
terburu-buru fokus pada emosi negatif. Jangan langsung marah atau merasa
terhina saat orang lain mengutarakan pendapat yang menyinggung perasaan,
pastikan dulu maksud sebenarnya. Setelah emosi stabil, barulah kita fokus pada
isi pesan yang bisa dipahami orang lain.
·
Kelola Kemampuan Komunikasi
Figur dominan seperti orangtua, suami atau
istri kadang membuat seseorang takut untuk mengutarakan pendapat dan
mengekspresikan perasaannya. Kita bisa berlatih komunikasi dengan figur setara,
seperti sahabat baru setelah itu beranikan bicara pada figur dominan.
·
Memperluas Pergaulan
Bergaul dengan orang yang memiliki banyak
kesamaan dengan kita memang membuat nyaman, akan tetapi hal itu menyebabkan
sikap asertif kita tidak akan berkembang. Berinteraksi dengan berbagai karakter
akan membuat sikap asertif kita lebih terasah.
Setiap
orang berhak mencari kebahagiaan dan kenyamanan dalam hidupnya. Jangan mau
terus terkurung dengan perasaan “tidak enak hati” karena ketika kita bisa
bersikap asertif kita bisa mendapatkan kenyamanan karena pendapat kita bisa
didengar, diperhatikan dan dihargai orang lain tanpa mengabaikan hak-hak diri
dan orang lain.
Melatih
Anak Bersikap Asertif
Tak satupun orangtua yang ingin
anaknya hanya membebek saja. Orangtua pasti menginginkan anak yang berani
mengungkapkan pendapatnya dengan santun. Tentu bisa, asalkan dilatih sejak
dini. Bagaimana caranya? Berikut ini langkah-langkahnya :
- Latih agar anak mengatakan apa yang dia suka dan tidak suka terhadap sesuatu dengan alasan-alasan yang masuk akal.
- Jangan potong pembicaraan saat anak mengungkapkan pendapatnya yang mungkin berbeda dengan orangtua. Biarkan mereka bicara dan bila pendapat mereka tak sejalan dengan prinsip kebenaran, orangtua harus mengarahkan dengan mengutamakan dialog.
- Hindari ancaman dan hukuman karena akan membuat anak semakin tidak percaya diri dan takut mengutarakan pendapatnya.
- Beri kesempatan anak untuk bersosialisasi agar kemampuan berkomunikasinya terasah.
Ayah dan Bunda merupakan role model bagi putra-putrinya, jadi berikan contoh yang baik bagi mereka.
Referensi : dari berbagai sumber
0 komentar